Berita

Lagi, Kali Ini Korea Utara Uji Rudal Baru dari Kereta Api

Kamis, 16 September 2021 - 12:11
Lagi, Kali Ini Korea Utara Uji Rudal Baru dari Kereta Api Pada hari Rabu, pihak berwenang Korea Selatan dan Jepang mengatakan mereka telah mendeteksi peluncuran dua rudal balistik dari Korea Utara, hanya beberapa hari setelah menguji rudal jelajah yang menurut para analis dapat memiliki kemampuan nuklir.(FOTO:Al

TIMES MAHAKAM, JAKARTAKorea Utara mengkonfirmasi telah melakukan pengujian rudal baru yang diluncurkan dengan kereta api.

Dilansir Al Jazeera, uji coba itu ternyata dilakukan Korea Utara bersamaan harinya dengan Korea Selatan, Rabu (15/9/2021) yang menguji coba peluncuran rudal balistik dari kapal selam (SLBM).

Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) yang dikelola pemerintah, Kamis (16/9/2021) melaporkan, rudal yang ditembakkan oleh Korea Utara itu adalah uji coba sistem rudal yang dibawa kereta api baru yang dirancang untuk serangan balasan potensial untuk setiap kekuatan yang mengancam negara itu.

"Rudal-rudal itu bisa terbang sejauh 800 km (497 mil) sebelum mengenai sasaran di laut lepas pantai timur Korea Utara pada Rabu," kata KCNA.

Pada hari Rabu, pihak berwenang Korea Selatan dan Jepang mengatakan mereka telah mendeteksi peluncuran dua rudal balistik dari Korea Utara, hanya beberapa hari setelah uji coba rudal jelajah jarak jauh yang menurut para analis bisa memiliki kemampuan nuklir.

Kedua Korea telah berada dalam perlombaan senjata yang semakin panas, dengan kedua belah pihak meluncurkan rudal yang lebih mampu dan senjata lainnya.

Tes oleh Korea Utara yang bersenjata nuklir menarik kecaman dan keprihatinan Internasional.

Amerika Serikat mengatakan mereka melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB dan menimbulkan ancaman bagi tetangga Pyongyang.

Korea Utara terus mengembangkan sistem senjatanya, meningkatkan pertaruhan untuk pembicaraan yang terhenti yang bertujuan untuk membongkar persenjataan nuklir dan rudal balistiknya dengan keinginan keringanan sanksi AS.

"Uji coba Korea Utara dilakukan oleh resimen rudal yang dibawa kereta api yang telah diselenggarakan awal tahun ini," kata laporan KCNA.

“Sistem rudal yang dibawa kereta api berfungsi sebagai sarana serangan balik yang efisien yang mampu memberikan pukulan multi-bersamaan yang keras kepada pasukan yang mengancam," ujar  Pak Jong Chon, seorang marshal Korea Utara dan anggota Presidium Politbiro yang berkuasa.

Menurut KCNA, Partai Buruh Korea, yang mengawasi tes tersebut.

"Pak Jong Chon mengatakan bahwa penyebaran sistem peluru kendali yang dibawa kereta api untuk tindakan sesuai dengan garis dan kebijakan modernisasi tentara yang ditetapkan pada Kongres kedelapan Partai kita memiliki arti yang sangat besar dalam meningkatkan pencegahan perang negara," tambah KCNA.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un tidak ikut mengawasi uji coba tersebut, kata laporan itu.

Foto-foto yang dirilis oleh media pemerintah menunjukkan rudal hijau zaitun naik di atas kolom asap dan api dari atap kereta yang diparkir di rel di daerah pegunungan.

Korea Selatan telah melaporkan bahwa rudal-rudal itu ditembakkan dari daerah pedalaman tengah Yangdok.

“Rudal bergerak rel adalah pilihan yang relatif murah dan andal bagi negara-negara yang ingin meningkatkan kemampuan bertahan pasukan nuklir mereka,” Adam Mount, seorang senior di Federasi Ilmuwan Amerika, mengatakan di Twitter.

"Rusia melakukannya. Amerika Serikat mempertimbangkannya. Itu sangat masuk akal bagi Korea Utara," tambahnya.

Mount dan analis lainnya mengatakan sistem tersebut kemungkinan akan dibatasi oleh jaringan kereta api Korea Utara yang relatif terbatas dan terkadang tidak dapat diandalkan.

Tetapi itu bisa menambah lapisan kerumitan lain bagi militer asing yang ingin melacak dan menghancurkan rudal sebelum ditembakkan.

Menurut KCNA, Pak Jong Chon mengatakan, ada rencana untuk memperluas resimen rudal yang dibawa kereta api menjadi kekuatan seukuran brigade dalam waktu dekat dan untuk melakukan pelatihan untuk mendapatkan pengalaman operasional untuk perang yang sebenarnya.

"Tentara harus menyiapkan rencana taktis untuk menyebarkan sistem di berbagai bagian negara," kata Pak.

"Tidak biasa melihat variasi dalam sistem pengiriman rudal dan platform peluncuran yang dikembangkan Korea Utara," kata Ankit Panda, seorang senior di Carnegie Endowment for International Peace yang berbasis di Amerika Serikat.

"Ini tidak terlalu hemat biaya (terutama untuk negara dengan sumber daya terbatas) dan jauh lebih kompleks secara operasional daripada kekuatan yang lebih ramping dan terintegrasi secara vertikal," katanya di Twitter.

"Uji coba sistem perkeretaapian yang ditampilkan pada hari Rabu kemungkinan bisa menjadi panggung untuk mengembangkan yang mampu meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM) bersenjata nuklir yang lebih besar," tambah Panda.

Dia juga mencatat bahwa beberapa sistem rudal dari kereta api yang ditampilkan oleh Korea Utara mungkin tentang demonstrasi teknologi, yang mungkin tidak sepenuhnya dikerahkan. (*)

Pewarta : Widodo Irianto
Editor : Wahyu Nurdiyanto
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Mahakam just now

Welcome to TIMES Mahakam

TIMES Mahakam is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.