TIMES MAHAKAM, BANDUNG BARAT – Seorang mahasiswi 20 tahun asal Desa Ciptaharja, Kecamatan Cipatat, Bandung Barat, Syafira Arsellyn Dinova, atau akrab disapa Fira, membuktikan bahwa semangat melestarikan budaya dan pariwisata bisa hadir di usia muda.
Mahasiswi Semester 7 Program Studi Pendidikan Bahasa Prancis di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung ini kini aktif mengampanyekan peran generasi muda dalam memajukan Kabupaten Bandung Barat (KBB).
"Saya yakin dan percaya potensi yang ada di KBB dapat berkembang pesat menaikkan kualitas pariwisata serta pendapatan daerah," katanya dalam wawancara eksklusif bersama TIMES Indonesia, Sabtu (20/9/2025).
Diketahui, Fira yang memiliki hobi menyanyi, menari, dan bermain musik, tidak hanya bergelut di dunia akademis. Ia memiliki segudang pengalaman dan prestasi yang menunjukkan kecintaannya pada dunia seni dan budaya.
Dalam hal ini ia pernah meraih Juara 2 Storytelling Bahasa Prancis Tingkat Nasional di Unibraw (HSCF 2023) dan Juara 2 Storytelling Bahasa Inggris di UIN SGD Bandung (WUKUF Nasional 2019).
Selain itu, Fira juga berhasil menjadi Winner of Cover Single Competition by Rhythmnesia Indonesia-Australia 2019 dan Juara 2 Lomba Cover Song di Olympiade de France AEDF UPI 2024.
Pengalaman organisasinya pun tak kalah mentereng, ia pernah menjabat sebagai Kepala Divisi Koreografi UKM Paduan Suara Mahasiswa UPI dan aktif sebagai staf di berbagai kegiatan kampus seperti Pengabdian Pada Masyarakat AEDF UPI dan La Semaine Française AEDF UPI 2023.
Kolaborasi Strategis untuk Pariwisata dan Budaya
Untuk itu ketertarikan pemilik akun media sosial Instagram @szaaafira, dan Tiktok @dinaurrrva pada dunia pageant membawanya berpartisipasi dalam Pasanggiri Mojang Jajaka KBB tahun ini.
Dirinya melihat ajang ini sebagai wadah yang tepat untuk menggerakkan advokasi, khususnya melalui program kerja "Cita Lembah Parahyangan" yang dilaksanakan bersama Paguyuban Mojang Jajaka KBB.
Dia sadar betul bahwa pelestarian budaya membutuhkan kerja sama lintas sektor. Ia menyebut, "Peluang dalam menjalankan advokasi saya yaitu adanya kerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, Kecamatan, bahkan Kelurahan."
Lantas lebih lanjut dia juga menambahkan bahwa salah satu program kerjanya, yaitu Gerakan Anti Sampah, sangat membutuhkan partisipasi aktif dari berbagai lapisan masyarakat.
Ia mengaku, tantangan terbesar adalah adanya resistensi atau penolakan dari beberapa pihak. Namun, hal itu diupayakan dengan pendekatan persuasif dan semangat gotong royong untuk membangun komunikasi yang baik.
Kemudian Fira menegaskan bahwa budaya adalah harta turun-temurun yang tak boleh hilang, meskipun zaman terus berkembang.
"Bagi saya, budaya adalah suatu harta turun temurun dari nenek moyang yang tidak boleh hilang walaupun adanya perkembangan zaman," ujarnya menjabarkan.
Ajak Generasi Muda Peduli
Fira mengajak generasi muda untuk tidak malu menjadi bagian dari pelestarian budaya. Ia berharap keikutsertaannya dalam Pasanggiri Mojang Jajaka KBB dapat menjadi motivasi bagi para pemuda untuk terus berkarya dan berinovasi.
Lebih jauh Fira berpesan, "Jangan malu untuk menjadi salah satu bagian dari pelestarian budaya kita di era modern ini dan membagikannya ke publik."
Menurutnya, Indonesia memiliki kekayaan budaya dan alam yang begitu indah sehingga sangat disayangkan jika sampai dilupakan. Ia percaya, dengan tingginya intelegensi generasi muda, mereka adalah motor penggerak utama dalam upaya pelestarian ini. (*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Syafira Arsellyn Gaungkan Peran Generasi Muda Lestarikan Budaya dan Pariwisata Bandung Barat
Pewarta | : Wandi Ruswannur |
Editor | : Hendarmono Al Sidarto |