https://mahakam.times.co.id/
Berita

Batik Segoro Amarto Reborn Jadi Seragam ASN Kota Yogyakarta, Gerakkan Ekonomi Warga Lokal

Senin, 06 Oktober 2025 - 18:53
Batik Segoro Amarto Reborn Jadi Seragam ASN Kota Yogyakarta, Gerakkan Ekonomi Warga Lokal ASN Kota Yogyakarta akan mengenakan batik Segoro Amarto Reborn. (FOTO: Pemkot Jogja)

TIMES MAHAKAM, YOGYAKARTA – style="text-align:justify">Pemerintah Kota atau Pemkot Yogyakarta resmi mewajibkan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) mengenakan Batik Segoro Amarto Reborn sebagai pakaian dinas harian setiap Selasa. Kebijakan ini mulai diberlakukan pada 7 Oktober 2025, bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-269 Kota Yogyakarta.

Langkah ini bukan sekadar aturan seragam, melainkan wujud nyata pemberdayaan masyarakat melalui Koperasi Kelurahan Merah Putih yang terlibat langsung dalam produksi batik khas tersebut.

Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menyampaikan rasa terima kasih kepada koperasi dan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang mendukung penggunaan Batik Segoro Amarto Reborn. Ia menilai batik ini memiliki kharisma sekaligus menjadi kebanggaan karena diproduksi oleh warga Yogyakarta sendiri.

“Kita deklarasikan bahwa sejak 7 Oktober sebagai Hari Jadi Kota Yogyakarta kita tandai dengan batik baru yaitu Segoro Amarto Reborn. Insya Allah batik ini membawa berkah,” kata Hasto saat acara Temu Kemitraan Koperasi Merah Putih di Balai Kota Yogyakarta, Senin (6/10/2025).

Menurutnya, batik ini menyimpan makna lebih dalam karena diproduksi oleh UMKM lokal dan melibatkan masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Sebelumnya, batik yang dipakai ASN banyak berasal dari Pekalongan dan Solo. Kini, warga Yogya bisa membuat dan memakai batiknya sendiri.

“Makna besar dari kebijakan ini adalah masyarakat Yogya bisa ngecap batiknya sendiri. Kita bela, kita beli produk lokal, sekaligus menggandeng warga dalam ekonomi kerakyatan,” ujarnya.

Ribuan ASN dan Siswa Akan Gunakan Batik Lokal

Hasto menegaskan, ada sekitar 6.500 ASN Pemkot Yogyakarta yang wajib mengenakan Batik Segoro Amarto Reborn. Tahap selanjutnya akan diperluas ke pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (P3K) dan ke depan juga diterapkan bagi pelajar.

“Mulai tahun depan, anak-anak sekolah di Kota Yogyakarta yang jumlahnya sekitar 65.000 juga akan mengenakan Batik Segoro Amarto. Dengan begitu, ekonomi masyarakat bisa bergerak lebih masif,” tegasnya.

Ia menambahkan, kebijakan ini menjadi simbol baru perayaan HUT Kota Yogya. “Bukan pesta yang setelah selesai tak berbekas, melainkan penanda baru dengan batik karya masyarakat Yogya,” lanjutnya.

Libatkan 8 Koperasi dan Ratusan Pengrajin

Kepala Dinas Perindustrian Koperasi dan UKM Kota Yogyakarta, Tri Karyadi Riyanto Nugroho, menjelaskan Batik Segoro Amarto Reborn diproduksi oleh 6 Koperasi Merah Putih serta 2 koperasi batik lain.

ASN-Kota-Yogyakarta2.jpg

Produksi ini melibatkan 167 pengrajin batik dan 137 tenaga kerja, termasuk 47 orang dari keluarga penerima manfaat Kartu Menuju Sejahtera (KMS) dan Program Keluarga Harapan (PKH). Dengan demikian, penggunaan batik ini juga menjadi solusi untuk mengurangi pengangguran dan kemiskinan.

“Batik bukan sekadar kain bermotif, tapi memiliki nilai istimewa. Batik Segoro Amarto bisa jadi pionir untuk menggerakkan ekonomi Kota Yogyakarta,” ujar Tri Karyadi.

Untuk penerapan di sekolah, pihaknya akan melakukan edukasi lebih dulu. “Selama ini banyak sekolah hanya memakai kain printing motif batik. Jadi sebelum jadi seragam wajib, kita ajarkan dulu tentang filosofi dan proses panjang membatik agar siswa menghargai profesi pembatik,” tambahnya.

Cerita dari Koperasi: Order Ratusan Lembar Batik

Salah satu koperasi yang memproduksi Batik Segoro Amarto Reborn adalah Koperasi Merah Putih Kelurahan Gunungketur. Ketua koperasi, Reza Murtaza, mengungkapkan pihaknya sudah menerima pesanan sekitar 460 lembar batik dan sejauh ini telah memproduksi serta mendistribusikan 320 lembar.

Koperasi ini mempekerjakan 36 orang, sebagian besar warga setempat termasuk ibu rumah tangga. “Modal awal dari patungan pengurus koperasi. Setiap ada order, kita minta uang muka untuk membayar tenaga kerja dan bahan baku. Dengan begitu, ibu-ibu rumah tangga bisa mendapat penghasilan tambahan,” jelas Reza.

Batik Sebagai Simbol Gotong Royong

Kebijakan penggunaan Batik Segoro Amarto Reborn bukan hanya tentang seragam ASN, tetapi menjadi bukti nyata bahwa Kota Yogyakarta bisa berdiri dengan produk lokalnya sendiri. Dari koperasi, pengrajin, hingga ASN dan pelajar, semua terhubung dalam satu ikatan: membangun kebanggaan kota sekaligus menggerakkan roda ekonomi kerakyatan.

Dengan semangat ini, Batik Segoro Amarto Reborn diharapkan bukan hanya memperindah penampilan ASN, tetapi juga menjadi simbol gotong royong dan kemandirian ekonomi warga Kota Yogyakarta. (*)

Pewarta : A Riyadi
Editor : Faizal R Arief
Tags

Berita Terbaru

icon TIMES Mahakam just now

Welcome to TIMES Mahakam

TIMES Mahakam is a PWA ready Mobile UI Kit Template. Great way to start your mobile websites and pwa projects.